Kemarau Basah? Peluang dan Tantangan Bagi Pertanian !

Halo Sahabat Panen Raya, Apakah belakangan Ini Sahabat Panen Raya merasakan fenomena musim kemarau namun curah hujan masih tinggi? Kalau iya, mungkin Sahabat Panen Raya Berdomisili di Aceh, Lampung, Jawa Bagian Barat dan Tengah, Bali atau Sebagian Sulawesi dan Papua ya? Betul ya? Hebat kan? Tapi ini bukan meramal loh, tapi data yang didapatkan dari sebuah riset. Berdasarkan data dan prediksi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), didapati bahwa sebagian wilayah yang kami sampaikan akan mengalami musim kemarau Atas Normal. Adapun Penjelasan dari tim BMKG adalah Sebagai Berikut :

“Sejumlah wilayah , yaitu sebanyak 185 ZOM (Zona Musim) (26%), diprediksi akan mengalami musim kemarau dengan sifat ATAS NORMAL. Wilayah-wilayah ini diprediksi akan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya, yaitu meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat hingga tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil dari Sulawesi, dan sebagian Papua bagian tengah.”

Presentase Sifat Musim Wilayah Indonesia (Sumber : BMKG)

Berdasarkan riset tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami musim kemarau yang normal, dengan pengecualian 26% wilayah yang akan  mengalami Kemarau Basah. Kemarau Basah dapat menjadi berkah yang diharapkan sekaligus bencana loh, khususnya bagi para petani. Untuk sebagian besar petani tadah hujan yang mengandalkan suplai pengairan hanya dari hujan, maka kemarau basah adalah kesempatan bagi mereka untuk tetap dapat menanam dengan normal tanpa kesulitan sumber air. Namun, untuk sebagian wilayah yang memiliki sumber air melimpah, bisa jadi dengan adanya curah hujan yang tetap tinggi dan kurangnya mitigasi yang tepat, petani dapat mengalami gagal panen atau setidaknya penurunan produksi di beberapa wilayah.

Sabahat Panen Raya, apa saja sih dampak negatif yang perlu petani Indonesia mitigasi supaya tidak terjadi kegagalan panen secara masal? Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan difase musim yang tidak menentu seperti saat ini. Mari kita bahas apa saja yang perlu diperhatiakan dan langkah apa yang perlu kita ambil untuk memanfaatkan momen langka ini.

 Yang pertama adalah ledakan jumlah populasi hama, hal ini disebabkan oleh kondisi ideal hama untuk berkembang biak dengan optimal. Hama yang perlu diperhatikan adalah hama seperti ulat dan kutu-kutuan yang optimal berkembang biak di kondisi yang panas namun lembab. Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mengurangi resiko gagal panen karena hama. Selain itu, hama seperti siput jangan pernah disepelekan ya. Karena dengan kondisi yang hangat dan lembab siput juga dapat merusak tanaman dengan masif loh. Maka dari itu, sekiranya kita perlu berjaga-jaga, tetap melakukan pengobatan yang tepat berdasarkan gejala yang terjadi di lahan ya sahabat panen raya.

Untuk kutu-kutuan, sabahat panen raya dapat memakai obat dengan berbahan aktif Imidakloprid, Abamectin dan Klorfenapir. Penyemprotan rutin diharapkan mampu menjaga tanaman kita dari gejala keriting dan virus kuning gemini. Penyemprotan bisa dilakukan dengan 2 kali penyemprotan Imidakloprid dan Abamectin, kemudian semprotan ke 3 menggunakan Imidakloprid dan Klorfenapir. Untuk obatnya, sahabat panen raya dapat menggunakan Sarador berbahan aktif Imidakloprid, Optimect berbahan aktif Abamectin dan Tosect berbahan aktif Klorfenapir dan Emamectin Benzoat. Kelebihan daripada Tosect adalah kandungan klorfenapir yang memiliki sifat sistemik-translaminar, yang memiliki kemampuan untuk menembus jaringan daun sehingga meningkatkan efektifitas dan probabilitas penanganan hama.

Hal yang perlu diperhatikan dalam masa kemarau basah seperti saat ini adalah serangan jamur.  Serangan jamur yang sering terjadi dalam kondisi panas dan lembab seperti saat ini adalah jamur busuk akar atau layu fusarium. Pada masa kemarau yang normal, intensitas serangan layu fusarium menurun drastis sehingga banyak petani yang kurang mempersiapkan diri menghadapi kemarau basah, yang tentunya dikhawatirkan akan adanya ledakan serangan layu akar/fusarium. Maka dari itu, sahabat panen raya dapat melakukan mitigasi/pencegahan terhadap potensi serangan fusarium ini. Salah satu yang dapat dilakukan sahabat panen raya adalah dengan perlakuan kocor dengan fungisida sistemik berbahan aktif Metalaxyl dan Asam Fosfit. Rekomendasi kami, yaitu Redsil berbahan aktif Metalaxyl 35% dan Powerfos berbahan aktif Asam Fosfit 410 SL yang memberikan perlindungan maksimal pada tanaman Sahabat Panen Raya.

Dalam menghadapi kemarau basah, petani perlu waspada terhadap potensi serangan fusarium akar. Untuk mengantisipasi hal ini, disarankan untuk melakukan perlakuan kocor dengan fungisida sistemik berbahan aktif Metalaxyl dan Asam Fosfit. Rekomendasi produk yang dapat digunakan adalah Redsil dan Powerfos untuk memberikan perlindungan maksimal pada tanaman. Persiapan yang matang dalam menghadapi perubahan musim sangat penting demi menjaga produktivitas pertanian. Terima Kasih.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *